Digital Inequalities and Young Adults in
Greater Jakarta:
A Socio-Demographic Perspective
Pemuda dan pemudi di dunia saat ini sedang mengalami masa transisi
terhadap masa kedewasaan mereka di pertengahan revolusi global dalam hal
teknologi baru dan cara berkomunikasinya. Di Negara seperti Indonesia ini era digital
hadir sebagai tantangan dan manfaat yang besar terhadap sosial geografii dan
politik. dengan besarnya kelompok dari pemuda dan pemudi yang tinggi tingkat
keinginannya, pemuda Indonesia lebih kondusif untuk menggunakan informasi dan
komunikasi teknologi yang dalam bahasa inggris disingkat menjadi ICT.
Perspektif demografi dalam garis kepopulerannya terhadap teknologi seperti
telpon genggam dan internet merubah cara pandang pemuda Indonesia dalam
berkomunikasi. Mulai dari relasi atau hubungan, jaringan, tingkah laku berbisnis, dan kerja.
Baru-baru ini media internasional sudah memberitakan sebuah
keanehan tentang revolusi di Indonesia. Pakar ekonomi (2011) mencatat bahwa
Indonesia menjadi nomer urut ke-2 terbesar pengguna facebook dan sebagai
pengguna ke-3 penguna twiter terbesar di dunia.kepopuleran jaringan online di
indonesai secara paradox terjadi melawan rendahnya rangking dari pengguna
internet secara umum di asia tenggara. Jakarta post melaporkan bahwa hanya 21
persen masyarakat usia 15-49 di indonesiamenggunakan internet( The Jakarta
Post, 2011). Dimana pemda urban kelas menengah Indonesia terus meningkat
terhadap media internasional yang pandai menggunkananya dimelalui telepon
genggam dan teknologi interenet.
Diranah Study indonesia, dominasi pembicaraan tentang ICT membahas
hubungan antara revolusi digital dan perubahan sosial di Indonesia. Awal
internet masuk ketanah Indonesia dan
warung warung internet banyak ditemukan di Indonesia yaitu di akhir-akhir
rezim Suharto 1998. Pada masa itu pengguna internet hanya sediit
sekitar 1 persen dari populasi masyarakat yang menggunakan internet. Kemunculan
warung-warung internet memfasilitasi penggunanya untuk bisa connect dengan masyarakat. perubahan Teransformasi
terhadap internet bukan hanya memberi jarak untuk bertemu satu orang dengan
lainnya, perubahan gaya dalam memberi informasi namun juga memberi jarak
psikologi dimana peretemuan akan jarang dan ketergantungan pada network akan
terjadi. Hill and Sen (2007,133) mengatakan bahwa internet dan artikulasinya
ikut berperan terhadap demokrasi politik di Indonesia. Mereka mengemukakan
bahwa internet menawarkan penggunanaya untuk bisa cerita dan cara yang efectif
untuk berkomunikasi dngan masyarakat lainnya, kebebasan berfikir pun bisa di
ungkapkan dengan bebas melalui internet sehingga orang-orang yang berlawanan
dengan rezim Menjadikan internet alat yang berguna untuk melawan terhadap
tantangan rezim sendiri.
Saat symbol relasi antara revolusi digital dan masyarakat muda
mengisi perubahan sosial politik sudah extensive di tunjukan {Hill and Sen,
2007, Kluver and Banerjee, 2005, Wong, 2001}. Ada sebuah usaha untuk
menspesifikasikan sebuah aspek demokrasi di Indonesia pada era itu, yaitu untuk melawan munculnya revolusi digital dan
perbaikan politik. Memiliki bagian yang besar dari pemda dalam menyajikan untuk
akselerasi terhadap garis komunikasi yang baru karena mereka relative lebih
ahli dalam merangkul, seperti teknologi
dari pada generasi tua.
Di Indonesia, ciri sosial geograpi dari 60 juta kelompok yaitu
pemuda berusia 20-34 (data statistic 2011) lebih kondusif dari pada ICT.
study yang telah diuji tentang karakteristik dan penggunaan
internet di Indonesia melalui perspektif sosial demografi masih sedikit. Study
ini juga cendrung membatasi dalam ruang lingkupnya seperti penggunaan yang
hanya ada dalam ranah mahasiswa-mahasisa di universitas (Wahid,2007), atau
penghususanya yang terbatas hanya ada di warnet. Penelitian ini juga menghitung
Para pemuda yang menggunakan internet. Mereka
juga masih diteliti oleh banyaknya jumlah dari study tentang
antropologi. Di Indonesia internet chating sudah menjadi kebutuhan dalam budaya
kehidupan para kaula muda. Para pemudi menggunakan sarana internet atau telepon
genggam sebagai media mereka, dan ini sudah diteliti oleh Nilam (2012) dimana
study ini menyebabkan pentingnya wawasan teori terhadap relasi yang dinamis
antara pemuda, revolusi digital, dan perubahan sosial di indonesia.
Sebuah kesusastraan terhadap digital sudah diteliti semenjak awal
tahun 1990. Istilah digital pada awalnya digunakan untuk menggambarkan ketidak
seimbangan akses sebuah computer dan internet antara individual (perorangan),
komunitas, dan bahkan Negara (Warschauer 2010).
Semenjak awal permulaan, ilmu pengetahuan tentang digital sudah
berpindah dari sebuah kesederhanaan individual yang sama dengan akses terhadap
ICT (Riggins dan Dewan, 2005, Warshauer, 2007, warschauer, 2010).
Pengguna telpon genggam di Indonesia sangat banyak 85 persen pemuda
di jakrta memiliki telepon genggam. Sangat berfariasi sekali pengguna HP
dilihat dari jeniskelamin, umur, dan tingginya pendidikan. Dan mereka
menfggunakannya pun berbeda satu sama laintergantung dari kebutuhan mereka.
Peria lebih banyak yang memiliki HP bila dibandingkan dengan wanita. Responden
yang usianya lebih muda dalam penelitian ini lebih menyukai untuk memiliki HP
jika dibandingkan responden ynag lebih tua. Pengguna HP lebih kuat hubungannya
untuk pendidikan, contoh 60 persen responden penggunanya adalah anak yang masih
bersekolah di bangku menengah ke bawah sedangkan 97 persen dari siswa yang
mengenyam pendidikan di atasnya.penggua Hp itu sendiri bergantung dari
kebutuhan mereka dan berbeda antara pengguna yang ekonominya mampu, untuk
pengguna yang ekonominya rendah mereka akan memiliki HP yang tidak memiliki
akses untuk internet atau HP yang tidak memiliki akses 3G sebaliknya dengan
pengguna yang ekonominya kelas menengah.
Kepemilikan HP untuk menjadi alat untuk mengakses internet
bergantung dari usia dan pendidikan mereka. Dalam data sekitar 50 persen peria
dan 65 persen wanita tidak pernah mengakses internet. Anak yang usianya lebih
muda akan lebih eksis untuk mengakses internet ketimbang yang lebih tua. Tujuan
pengguna internet pun berbeda beda kalo di tinjau dari umur maka kita dapat
melihat orang yang usianya lebih tua akan menggunakan internet dengan tujuan
untuk mencari pekerjaan, belajar dan lainlain, adapun dalam segi pendidikan
para pengguna internet menyukainya karena bertujuan untuk banyak hal bagi
mahasiswa mereka menyukai Email, seperti
mengirim tugas-tugas, mencari pekerjaan, dan mencari informasi informasi
melihat website tentang agama, mencari keromantisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar