Senin, 14 Juli 2014

digital inequeties



Digital Inequalities and Young Adults in Greater Jakarta:
A Socio-Demographic Perspective
Pemuda dan pemudi di dunia saat ini sedang mengalami masa transisi terhadap masa kedewasaan mereka di pertengahan revolusi global dalam hal teknologi baru dan cara berkomunikasinya. Di Negara seperti Indonesia ini era digital hadir sebagai tantangan dan manfaat yang besar terhadap sosial geografii dan politik. dengan besarnya kelompok dari pemuda dan pemudi yang tinggi tingkat keinginannya, pemuda Indonesia lebih kondusif untuk menggunakan informasi dan komunikasi teknologi yang dalam bahasa inggris disingkat menjadi ICT. Perspektif demografi dalam garis kepopulerannya terhadap teknologi seperti telpon genggam dan internet merubah cara pandang pemuda Indonesia dalam berkomunikasi. Mulai dari relasi atau hubungan, jaringan,  tingkah laku berbisnis, dan kerja.
Baru-baru ini media internasional sudah memberitakan sebuah keanehan tentang revolusi di Indonesia. Pakar ekonomi (2011) mencatat bahwa Indonesia menjadi nomer urut ke-2 terbesar pengguna facebook dan sebagai pengguna ke-3 penguna twiter terbesar di dunia.kepopuleran jaringan online di indonesai secara paradox terjadi melawan rendahnya rangking dari pengguna internet secara umum di asia tenggara. Jakarta post melaporkan bahwa hanya 21 persen masyarakat usia 15-49 di indonesiamenggunakan internet( The Jakarta Post, 2011). Dimana pemda urban kelas menengah Indonesia terus meningkat terhadap media internasional yang pandai menggunkananya dimelalui telepon genggam dan teknologi interenet.
Diranah Study indonesia, dominasi pembicaraan tentang ICT membahas hubungan antara revolusi digital dan perubahan sosial di Indonesia. Awal internet masuk ketanah  Indonesia dan warung warung internet banyak ditemukan di Indonesia yaitu di akhir-akhir rezim  Suharto 1998.  Pada masa itu pengguna internet hanya sediit sekitar 1 persen dari populasi masyarakat yang menggunakan internet. Kemunculan warung-warung internet memfasilitasi penggunanya untuk bisa connect dengan  masyarakat. perubahan Teransformasi terhadap internet bukan hanya memberi jarak untuk bertemu satu orang dengan lainnya, perubahan gaya dalam memberi informasi namun juga memberi jarak psikologi dimana peretemuan akan jarang dan ketergantungan pada network akan terjadi. Hill and Sen (2007,133) mengatakan bahwa internet dan artikulasinya ikut berperan terhadap demokrasi politik di Indonesia. Mereka mengemukakan bahwa internet menawarkan penggunanaya untuk bisa cerita dan cara yang efectif untuk berkomunikasi dngan masyarakat lainnya, kebebasan berfikir pun bisa di ungkapkan dengan bebas melalui internet sehingga orang-orang yang berlawanan dengan rezim Menjadikan internet alat yang berguna untuk melawan terhadap tantangan rezim sendiri.
Saat symbol relasi antara revolusi digital dan masyarakat muda mengisi perubahan sosial politik sudah extensive di tunjukan {Hill and Sen, 2007, Kluver and Banerjee, 2005, Wong, 2001}. Ada sebuah usaha untuk menspesifikasikan sebuah aspek demokrasi di Indonesia pada era itu, yaitu  untuk melawan munculnya revolusi digital dan perbaikan politik. Memiliki bagian yang besar dari pemda dalam menyajikan untuk akselerasi terhadap garis komunikasi yang baru karena mereka relative lebih ahli dalam merangkul,  seperti teknologi dari pada generasi tua.
Di Indonesia, ciri sosial geograpi dari 60 juta kelompok yaitu pemuda berusia 20-34 (data statistic 2011) lebih kondusif dari pada ICT.
study yang telah diuji tentang karakteristik dan penggunaan internet di Indonesia melalui perspektif sosial demografi masih sedikit. Study ini juga cendrung membatasi dalam ruang lingkupnya seperti penggunaan yang hanya ada dalam ranah mahasiswa-mahasisa di universitas (Wahid,2007), atau penghususanya yang terbatas hanya ada di warnet. Penelitian ini juga menghitung Para pemuda yang menggunakan internet. Mereka  juga masih diteliti oleh banyaknya jumlah dari study tentang antropologi. Di Indonesia internet chating sudah menjadi kebutuhan dalam budaya kehidupan para kaula muda. Para pemudi menggunakan sarana internet atau telepon genggam sebagai media mereka, dan ini sudah diteliti oleh Nilam (2012) dimana study ini menyebabkan pentingnya wawasan teori terhadap relasi yang dinamis antara pemuda, revolusi digital, dan perubahan sosial di indonesia.
Sebuah kesusastraan terhadap digital sudah diteliti semenjak awal tahun 1990. Istilah digital pada awalnya digunakan untuk menggambarkan ketidak seimbangan akses sebuah computer dan internet antara individual (perorangan), komunitas, dan bahkan Negara (Warschauer 2010).  Semenjak awal permulaan, ilmu pengetahuan tentang digital sudah berpindah dari sebuah kesederhanaan individual yang sama dengan akses terhadap ICT (Riggins dan Dewan, 2005, Warshauer, 2007, warschauer, 2010).
Pengguna telpon genggam di Indonesia sangat banyak 85 persen pemuda di jakrta memiliki telepon genggam. Sangat berfariasi sekali pengguna HP dilihat dari jeniskelamin, umur, dan tingginya pendidikan. Dan mereka menfggunakannya pun berbeda satu sama laintergantung dari kebutuhan mereka. Peria lebih banyak yang memiliki HP bila dibandingkan dengan wanita. Responden yang usianya lebih muda dalam penelitian ini lebih menyukai untuk memiliki HP jika dibandingkan responden ynag lebih tua. Pengguna HP lebih kuat hubungannya untuk pendidikan, contoh 60 persen responden penggunanya adalah anak yang masih bersekolah di bangku menengah ke bawah sedangkan 97 persen dari siswa yang mengenyam pendidikan di atasnya.penggua Hp itu sendiri bergantung dari kebutuhan mereka dan berbeda antara pengguna yang ekonominya mampu, untuk pengguna yang ekonominya rendah mereka akan memiliki HP yang tidak memiliki akses untuk internet atau HP yang tidak memiliki akses 3G sebaliknya dengan pengguna yang ekonominya kelas menengah.
Kepemilikan HP untuk menjadi alat untuk mengakses internet bergantung dari usia dan pendidikan mereka. Dalam data sekitar 50 persen peria dan 65 persen wanita tidak pernah mengakses internet. Anak yang usianya lebih muda akan lebih eksis untuk mengakses internet ketimbang yang lebih tua. Tujuan pengguna internet pun berbeda beda kalo di tinjau dari umur maka kita dapat melihat orang yang usianya lebih tua akan menggunakan internet dengan tujuan untuk mencari pekerjaan, belajar dan lainlain, adapun dalam segi pendidikan para pengguna internet menyukainya karena bertujuan untuk banyak hal bagi mahasiswa mereka menyukai  Email, seperti mengirim tugas-tugas, mencari pekerjaan, dan mencari informasi informasi melihat website tentang agama, mencari keromantisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar